Senin, 11 Januari 2016

Cendrawasih

CENDRAWASIH
(Cerita Rakyat Papua Barat)
Cerita ini termasuk kategori Legenda

  

    Dahulu ada seorang perempuan tua hidup bersama seekor anjing betina di Pegunungan Bumberi, Fak-fak. Suatu hari mereka mencari makanan kehutan, mereka sampai disuatu tempat yang ditumbuhi pohon pandan sedang berbuah. Perempuan itu mengambil buah dan memberikannya kepada anjing betina dengan lahapnya, anjing betina itu memakan buah pandan.
    Mendadak perut anjing itu hamil dan melahirkan seekor anak anjing, tidak lama kemudian perempuan tua memakan buah pandan juga, ia pun hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi Kweiya. Setelah Kweiya dewasa ia membuka ladang baru dihutan itu, peralatan yang dipakainya hanya kapak batu yang berbentuk pahat.
    Pada suatu hari ketika Kweiya sedang menebang pohon, tiba-tiba ada seorang pria mendekatinya. Selanjutnya, pria itu memberikan kapak besi kepada Kweiya. Dengan alat itu, kini ia dapat menebang phon dengan cepat. Pada saat makan siang tiba, Kweiya memperkenalkan pria itu kepada ibunya. Setelah makanan tersedia, ibunya memanggil Kweiya. Kweiya mengajak pria tadi untuk ikut makan dirumah dan berkenalan dengan ibunya. Karena pria itu berjasa dalam hidupnya. Si ibu menerima kehadiran pria tersebut. Sejak saat itu mereka menjadi suami  dianggap sebagai adik-adik Kweiya. Namun, eratnya persaudaraan mereka bertiga makin hari makin memudar gara-gara rasa iri kedua adiknya.
Pada suatu hari, mereka mengoroyok Kweiya. Perkelahian yang tak seimbang itu menyebakan tubuh Kweiya mengalami luka-luka. Kweiya bersembunyi di sudut rumah, sambil memintal tali dari kulit pohon Pogak Nggein. Ketika orang tua mereka pulang, mereka diam saja. Adik perempuan yang paling bungsu menceritakan penggeroyokan itu  pada kedua orang tua mereka. Dipangginya Kweiya, tetapi tidak kunjung ada sahutan.
Tiba-tiba terdengaryang berbunyi “ Eek…ek,ek,ek,ek. Sambil menjawab, Kweiya yang berubah menjadi burung yang menyisipkan benang pintalannya pada kakinya lalu meloncat-loncat di atas rumah dan berpindah kedahan pohon dekat rumahnya. Ibunya menangis sambil meminta bagian untuknya. Kata Kweiya, bagian untuk ibunya ada pada koba-koba (paying tikar), disudut rumah. Ibunya segera mencari koba-koba. Benang pintal itu disisipkan pada ketiaknya, lalu terbang ke dahan pohon yang tinggi. Kweiya dan ibunya bertengger di atas pohon sambil berkicau dengan suara, “wong,wong,wong,wong,ko,ko,ko,wo-wik!!”
Maka sejak itulah burung cendrawasih ada di dunia. Bagaimana cara membedakan cendrawasih jantan dan betina? Burung cenderawasih jantan selalu berbulu panjang dan disebut siangga. Burung cenderawasih betina bulunya pendek dan di sebut Hanggam Tombor.

Hikmahnya : Sesama teman dan kerabat harus saling membantu dan mengayomi terutama dalam hal kekeluargaan, maka disetiap langkah dan sifatnya akan tumbuh silaturahmi yang sangat kuat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar