Jumat, 15 Januari 2016

Asal Mula Ikan Duyung

ASAL MULA IKAN DUYUNG
(Cerita Rakyat Sulawesi Tengah)
Cerita ini termasuk kategori Legenda

Dahulu hiduplah pasangan suami-istri dengan tiga anaknya yang masih kecil, pagi itu mereka makan nasi dengan ikan. Masing-masing memperoleh bagiannya, ikan yang dihidangkan rupanya tidak habis. Sebelum berangkat ke kebun si suami berpesan kepada istrinya,”Bu, tolong simpan ikan yang tersisa untuk makan nanti sore.”
    “Baik, Pak”jawab si istri. Pada siang harinya si istri dan ketiga anaknya makan siang bersama, tiba-tiba si bungsu menangis ingin ikan yang disimpan dilemari. Dengan sabar ia mencoba member pengertian. “Nak, ikan itu untuk makan ayah  nanti sore.” Entah apa yang terjadi si bungsu malah menangis sekeras-kerasnya. Akhirnya, sisa ika itu diberikan kepada si bungsu, seketika juga tangisannya tak terdengar lagi.
    Bekerja seharian membuat si ayah begitu lapar dan lelahnya, terbayang olehnya ia makan sore dengan ikan. Dengan cekatan si ibu menghidangkan makanan, namun si ayah tidak melihat sisa ikan yang tadi pagi. Raut wajahnya langsung berubah masam.
    “Bu mana sisa ikan yang tadi pagi?”Tanya si Ayah.
    “Maaf yah si bungsu ketika makan siang menangis ingin makan dengan ikan,”kata sang ibu.
    Akan tetapi bukannya mengerti dengan watakanak bungsunya ia malah terlihat begitu marah, saat tu juga istrinya dipaksa mencari ikan dilaut. “Ibu tidak boleh pulang kerumah sampai ikannya dapat yang banyak, sebagai pengganti ikan yang dimakan si bungsu,”kata suaminya tanpa belas kasihan. Si ibu pergi dengan rasa sedih dan sakit hati, ia begitu berat meninggalkan ketiga anaknya khususnya si bungsu yang masih menyusui.
    Sudah lama si ibu tidak kembali kerumah, ketiga anaknya itu yang masih kecil merindukan ibunya lantas mencari ibunya kepinggir laut. Terus saja mereka memanggil ibunya, proses pencarian itu begitu mustahil karena tidak seorang pun ada disitu. Sungguh ajaib si ibu tiba-tiba muncul dari laut, dihampirinya si bungsu dan segera disusuinya. Si ibu berpesan agar mereka kembali ke rumah, kata si ibu tidak lama lagi akan pulang. Mereka patuhi  perintah ibunya dan segera pulang, semalaman mereka menunggu si ibu. Namun si ibu tak kunjung dating dan pulang, kecemasan terhadap nasib ibunya itu membuat mereka kembali lagi mencari ke pinggir laut keesokannya itu.
    “Bu pulanglah kerumah?? Si bungsu ingin menyusui ujar si sulung ketika tiba di pinggir laut.
    Ibu mereka pun muncul dari laut, lalu si ibu menyusui si bungsu. Barulah kelihatan ada sesuatu yang berubah dari tubuh si ibu, ada sisik di sekujur tubuhnya. Rasa suka cita sirna sudah berganti rasa ragu dan takut.
    “Sini bungsu, ibu akan menyusuimu,”bujuk si ibu.
    “Tidak ! Kau bukan ibuku!”tukas si bungsu.
    “Aku adalah ibu kalian anak-anakku!”
    “Bukan ! Kau buka ibu kami!”jawab si sulung sambil menarik adik-adiknya meninggalkan tepi laut. Mereka pun terus menyusuri pinggir pantai tanpa tujuan yang jelas. Tiap kali mereka memanggil si ibu, tiap itu pula muncul si ibu dengn tubuhnya yang disesaki sisik  ikan. Akhirnya ibu itu menjadi ikan duyung separuh tubuhnya berwujud manusia dan separuhnya lagi berwujud ikan.

Hikmahnya : Betapa hebatnya seorang ibu mau dilukai hatinya tetap bersabar dan pasrah, meski dengan keadaan yang serba kekurangan tetap menjadi seorang ibu yang baik hati


Tidak ada komentar:

Posting Komentar